Sabtu, 21 Mei 2011

jenis lepra

Jenis lepra menentukan prognosis jangka panjang, komplikasi yang mungkin terjadi dan kebutuhan akan antibiotik.

Lepra tuberkuloid ditandai dengan ruam kulit berupa 1 atau beberapa daerah putih yang datar. Daerah tersebut bebal terhadap sentuhan karena mikobakteri telah merusak saraf-sarafnya. Pada lepra lepromatosa muncul benjolan kecil atau ruam menonjol yang lebih besar dengan berbagai ukuran dan bentuk. Terjadi kerontokan rambut tubuh, termasuk alis dan bulu mata.

Lepra perbatasan merupakan suatu keadaan yang tidak stabil, yang memiliki gambaran kedua bentuk lepra. Jika keadaannya membaik, maka akan menyerupai lepra tuberkuloid; jika kaeadaannya memburuk, maka akan menyerupai lepra lepromatosa.

menara eiffel

Dinamai setelah perancangnya, insinyur Gustave Eiffel, Menara Eiffel adalah bangunan tertinggi di Paris dan salah satu struktur terkenal di dunia.[1] Lebih dari 200.000.000 orang telah mengunjungi menara ini sejak pembangunannya tahun 1889,[2] termasuk 6.719.200 orang tahun 2006,[3] menjadikannya monumen bertarif yang paling banyak dikunjungi di dunia.[4][5] Termasuk antena setinggi 24 m (79 kaki), struktur ini memiliki tinggi 325 m (1.063 kaki) sejak 2000, yang sama dengan bangunan konvensional bertingkat 81.
Menara Eiffel Oktober 2007

Ketika menara selesai dibangun tahun 1889, struktur ini menjadi yang tertinggi di dunia — gelar yang dipertahankan hingga 1930 ketika Chrysler Building di New York City (319 m — 1.047 kaki) selesai.[6] Menara ini sekarang yang tertingggi kelima di Perancis dan paling tinggi di Paris, dengan struktur tertinggi kedua Tour Montparnasse (210 m — 689 kaki), meskipun akan dikalahkan oleh Tour AXA (225.11 m — 738.36 kaki).
Menara Eiffel dari wilayah sekitarnya.

Struktur besi Menara Eiffel berbobot 7.300 ton sementara keseluruhan struktur termasuk komponen non-besi berbobot 10.000 ton. Tergantung temperatur, puncak menara dapat menjauhi matahari 18 cm (7 inci) karena pemuaian besi pada bagian yang menghadap matahari. Menara ini juga berayun 6-7 cm (2-3 inci) dalam suasana berangin.[3] Sebagai demonstrasi terhadap ekonomisnya bangunan, bila 7300 ton struktur besi dicairkan, maka akan memenuhi 125 meter persegi dengan kedalaman 6 cm (2.36 inci), yang berarti kepadatan besi 7.8 ton per meter kubik. Menara ini memiliki massa yang kurang dari massa udara di dalam silinder dengan dimensi yang sama,[7] setinggi 324 meter dan 88.3 jari-jarinya. Berat menara 10.100 ton bila dibandingkan dengan 10.265 ton udara.

Tingkat pertama dan kedua dapat diakses dengan tangga dan lift. Sebuah loket tiket di menara selatan menjual tiket ke anak tangga yang dimulai di tempat itu. Di platform pertama tangga menaik dari menara timur dan pertemuan tingkat ketika hanya dapat diakses dengan lift. Dari platform pertama atau kedua tangga dibuka bagi semua orang yang naik dan turun tergantung apabila mereka telah membeli tiket lift atau tiket tangga. Jumlah anak tangga 9 ke loket tiket di dasar, 328 ke tingkat pertama, 340 ke tingkat kedua dan 18 ke platform lift di tingkat kedua. Ketika keluar lift di tingkat ketiga terdapat 15 anak tangga naik menuju platform pengamatan atas. Jumlah anak tangga dituliskan secara bertahap di sisi tangga untuk memberikan tanda tangga naik. Kebanyakan tangga naik memberikan pemandangan langsung ke bawah atau sekitar menara meskipun beebrapa anak tangga pendek tertutup.

Perawatan menara terdiri dari pengadaan 50 hingga 60 ton cat setiap tujuh tahun untuk menjaganya dari karatan. Untuk menjaga penampilannya terhadap pengunjung di bawah, tiga warna berbeda digunakan pada menara ini, dengan warna gelap di bawah dan warna terang di atas. Warna cat diubah; menara ini dicat coklat-kelabu.[8] Di tingkat pertama terdapat konsol interaktif yang memberitahukan warna pada pengecatan selanjutnya. Arsitek Menara Eiffel adalah Emile Nouguier, Maurice Koechlin dan Stephen Sauvestre.[9]
[sunting] Sejarah

Templat:Unreferencedsection
Menara Eiffel dalam pembangunan bulan Juli 1888.

Struktur ini dibangun antara 1887 dan 1889 sebagai pintu masuk Exposition Universelle, Pameran Dunia yang merayakan seabad Revolusi Perancis. Eiffel sebenarnya berencana membangun menara di Barcelona, untuk Pameran Universal 1888, tapi para pihak yang bertanggung jawab di balai kota Barcelona menganggapnya aneh dan mahal, dan tidak cocok dengan kota itu. Setelah penolakan Rencana Barcelona, Eiffel mengirim drafnya kepada pihak yang bertanggung jawab untuk Pameran Universal di Paris, dimana ia membangun menaranya setahun kemudian, yaitu 1889. Menara ini diresmikan tanggal 31 Maret 1889, dan dibuka tanggal 6 Mei. Tiga ratus pekerja menggabungkan bersama 18.083 bagian besi benam (bentuk murni dari besi struktural), menggunakan dua setengah juta paku, dalam bentuk struktural oleh Maurice Koechlin. Resiko kecelakaan sangat besar, untuk pencakar langit modern yang tak biasa menara ini terbuka tanpa tingkat tengah kecuali dua platform. Tetapi, karena Eiffel mengambil sikap hati-hati, termasuk penggunaan takal bergerak, rel bantu dan layar, hanya satu orang yang meninggal.
Pemandangan Pembangunan Menara Eiffel: di tingkat pertama

Menara ini mendapat berbagai kritik dari masyarakat ketika dibangun, menyebutnya mengganggu mata. Surat kabar harian dipenuhi dengan surat kritik dari komunitas seni di Paris. Salah satunya dimasukkan dalam penerbitan Kantor Penerbitan Pemerintah AS William Watson mengenai Pameran Universal Paris: Teknik Sipil, Pekerjaan Umum, dan Arsitektur 1892. "Dan selama dua puluh tahun kita melihat, membentang ke seluruh kota, masih dijalani oleh orang-orang jenius berabad-abad, kita melihat bentangan seperti bayangan hitam dari kolom hitam yang dibangun dari lempengan besi berpaku.”[10] Penandatangan surat ini meliputi Messonier, Gounod, Garnier, Gerome, Bougeureau, dan Dumas.

Pengarang novel [{Guy de Maupassant]] — yang membenci menara itu — makan siang di restoran Menara setiap hari. Ketika ditanyai mengapa, ia menjawab bahwa itu adalah satu-satunya tempat di Paris dimana kita tidak bisa melihat Menara. Hari ini, masih saja dianggap sebagai bagian seni bangunan mencolok.

Salah satu cliché film Hollywood menampilkan pemandangan dari jendela Paris yang selalu menampakkan menara. Kenyataannya, sejak pembatasan tinggi bangunan di Paris menjadi 7 tingkat, hanya beberapa bangunan tinggi yang memiliki pemandangan jelas terhadap menara.

Eiffel memiliki izin berdiri menara selama 20 tahun, yang berarti harus dibongkar tahun 1909, ketika kepemilikannya diserahkan kepada Kota Paris. Kota telah berencana meruntuhkannya (bagian dari peraturan kontes asli untuk merancang menara yang mudah diruntuhkan) tapi setelah menara ini terbukti mendatangkan untung dari segi komunikasi, menara ini dibiarkan berdiri setelah izin tersebut kadaluwarsa. Militer menggunakannya untuk mengatur taksi Paris di garis depan selama Pertempuran Marne Pertama, dan menjadi monumen kemenangan pertempuran itu.

HARRY POTTER

Meninggalkan rumah Dursley

Harry Potter memasuki umur 17 tahun di mana ia mencapai umur kedewasaan secara dunia sihir. Sebelum berumur 17 tahun, Harry masih terlindung dari Voldemort selama ia tinggal di rumah keluarga Dursley yang memiliki pertalian darah dengannya. Dengan memasuki umur kedewasaannya, mantera itu akan terangkat dengan sendirinya dan mengharuskan Harry untuk melindungi dirinya sendiri.

Atas informasi dari Severus Snape, Lord Voldemort dan para pengikutnya mengetahui informasi mengenai akan terangkatnya mantera perlindungan ini dan berencana untuk menyergap Harry ketika ia akan meninggalkan rumah keluarga Dursley. Voldemort juga sedang mencari tongkat sihir baru yang dapat mengatasi tongkat sihir Harry. Sesaat sebelum mantera perlindungan Harry berakhir, keluarga Dursley diamankan ke tempat yang dirahasiakan, dan beberapa anggota Orde Phoenix tiba untuk mengawal Harry ke tempat yang aman. Enam orang menyamar sebagai Harry, tapi Harry yang asli ketahuan dalam perjalanan dan diserang oleh Voldemort dan para Pelahap Mautnya. Harry berhasil melarikan diri ke rumah keluarga Weasley, the Burrow, tapi Hedwig dan Mad-Eye Moody terbunuh dalam pertempuran.

Beberapa hari kemudian, Menteri Sihir Rufus Scrimgeour tiba di kediaman Weasley lalu dan memberikan warisan Dumbledore untuk mereka: Deluminator untuk Ron (alat seperti korek api yang dapat memadamkan/menyalakan cahaya); buku cerita anak-anak penyihir untuk Hermione; dan untuk Harry, pedang Godric Gryffindor dan Snitch pertama yang ditangkap Harry dalam pertandingan Quidditch pertamanya. Namun demikian, pedang Gryffindor ditahan oleh Menteri Sihir, karena kementerian berpendapat bahwa pedang tersebut bukanlah milik Dumbledore. Belakangan, dari Snitch itu muncul sebuah petunjuk yang ditulis oleh Dumbledore: "Aku membuka pada penutup" (bahasa Inggris: "I open at the close"). Walaupun ketiganya belum dapat mengetahui mengapa Dumbledore meninggalkan masing-masing mereka benda-benda tersebut, mereka mempercayai bahwa benda-benda itu dimaksudkan entah bagaimana untuk membantu mereka menemukan semua Horcrux Lord Voldemort.

RAJA AMPAT

Raja Ampat Papua, Wisata Bahari Terbaik di Dunia.
Indonesia mempunyai keindahan alam yang sangat indah, salah satunya adalah Raja Ampat Papua. daerah wisata ini merupakan yang terbaik di Dunia, baik dari keindahan alam, budaya dan aneka macam kekayaan biota laut yang ada disini. kita sangat bangga mempunyai Raja Ampat yang dikenal oleh luar negeri.
Kabupaten Raja Ampat letaknya terpencil di Papua Barat. Kawasan ini menyimpan sejuta keindahan bawah laut. Wisata bahari Raja Ampat dikenal sebagai salah satu dari 10 wisata menyelam terbaik di dunia.
Pesona dan kekayaan alam bawah laut, menjadi andalan Kabupaten Raja Ampat menembus persaingan dunia pariwisata di Indonesia dan dunia. Kawasan ini dikenal sebagai pusat sumber daya alam tropis terkaya di dunia.
Kabupaten ini memiliki 610 pulau. Empat di antaranya, yakni Pulau Misool, Salawati,Batanta, dan Waigeo, merupakan pulau-pulau besar. Dari seluruh pulau, hanya 35 pulau yang berpenghuni. Pulau lainnya tidak berpenghuni dan sebagian besar belum memiliki nama.
Sebagai daerah kepulauan, satu-satunya transportasi antar pulau dan penunjang kegiatan masyarakat Raja Ampat adalah angkutan laut. Demikian juga untuk menjangkau Waisai, ibu kota kabupaten. Bila menggunakan pesawat udara, lebih dulu menuju Kota Sorong. Setelah itu, dari Sorong perjalanan ke Waisai dilanjutkan dengan transportasi laut. Sarana yang tersedia adalah kapal cepat berkapasitas 10, 15, atau 30 orang. Dengan biaya sekitar Rp. 2 juta, Waisai dapat dijangkau dalam waktu 1,5 hingga dua jam.Raja Ampat adalah kabupaten baru di Indonesia. Wilayah yang terletak terpencil di Papua Barat ini baru berusia tujuh tahun. Bahkan, infrastrukturnya belum memadai. Untuk mencapai Raja Ampat, wisatawan harus terbang ke Sorong kemudian menyusuri laut sejauh 71 km untuk tiba di Raja Ampat.
Meskipun masih berusia dini, Raja Ampat mampu menyedot wisatawan mancanegara sebanyak 5 ribu orang per tahun pada 2009. Targetnya, kunjungan wisatawan mancanegara mencapai 6 ribu di tahun 2010.

PENYAKIT TBC

Penyakit TBC

Penyakit TBC dapat menyerang siapa saja (tua, muda, laki-laki, perempuan, miskin, atau kaya) dan dimana saja. Setiap tahunnya, Indonesia bertambah dengan seperempat juta kasus baru TBC dan sekitar 140.000 kematian terjadi setiap tahunnya disebabkan oleh TBC. Bahkan, Indonesia adalah negara ketiga terbesar dengan masalah TBC di dunia.

Survei prevalensi TBC yang dilakukan di enam propinsi pada tahun 1983-1993 menunjukkan bahwa prevalensi TBC di Indonesia berkisar antara 0,2 – 0,65%. Sedangkan menurut laporan Penanggulangan TBC Global yang dikeluarkan oleh WHO pada tahun 2004, angka insidensi TBC pada tahun 2002 mencapai 555.000 kasus (256 kasus/100.000 penduduk), dan 46% diantaranya diperkirakan merupakan kasus baru.
Penyebab Penyakit TBC

Penyakit TBC adalah suatu penyakit infeksi yang disebabkan oleh bakteri Mikobakterium tuberkulosa. Bakteri ini berbentuk batang dan bersifat tahan asam sehingga dikenal juga sebagai Batang Tahan Asam (BTA). Bakteri ini pertama kali ditemukan oleh Robert Koch pada tanggal 24 Maret 1882, sehingga untuk mengenang jasanya bakteri tersebut diberi nama baksil Koch. Bahkan, penyakit TBC pada paru-paru kadang disebut sebagai Koch Pulmonum (KP).


Bakteri Mikobakterium tuberkulosa
Cara Penularan Penyakit TBC

Penyakit TBC biasanya menular melalui udara yang tercemar dengan bakteri Mikobakterium tuberkulosa yang dilepaskan pada saat penderita TBC batuk, dan pada anak-anak sumber infeksi umumnya berasal dari penderita TBC dewasa. Bakteri ini bila sering masuk dan terkumpul di dalam paru-paru akan berkembang biak menjadi banyak (terutama pada orang dengan daya tahan tubuh yang rendah), dan dapat menyebar melalui pembuluh darah atau kelenjar getah bening. Oleh sebab itulah infeksi TBC dapat menginfeksi hampir seluruh organ tubuh seperti: paru-paru, otak, ginjal, saluran pencernaan, tulang, kelenjar getah bening, dan lain-lain, meskipun demikian organ tubuh yang paling sering terkena yaitu paru-paru.

Saat Mikobakterium tuberkulosa berhasil menginfeksi paru-paru, maka dengan segera akan tumbuh koloni bakteri yang berbentuk globular (bulat). Biasanya melalui serangkaian reaksi imunologis bakteri TBC ini akan berusaha dihambat melalui pembentukan dinding di sekeliling bakteri itu oleh sel-sel paru. Mekanisme pembentukan dinding itu membuat jaringan di sekitarnya menjadi jaringan parut dan bakteri TBC akan menjadi dormant (istirahat). Bentuk-bentuk dormant inilah yang sebenarnya terlihat sebagai tuberkel pada pemeriksaan foto rontgen.

Pada sebagian orang dengan sistem imun yang baik, bentuk ini akan tetap dormant sepanjang hidupnya. Sedangkan pada orang-orang dengan sistem kekebalan tubuh yang kurang, bakteri ini akan mengalami perkembangbiakan sehingga tuberkel bertambah banyak. Tuberkel yang banyak ini membentuk sebuah ruang di dalam paru-paru. Ruang inilah yang nantinya menjadi sumber produksi sputum (dahak). Seseorang yang telah memproduksi sputum dapat diperkirakan sedang mengalami pertumbuhan tuberkel berlebih dan positif terinfeksi TBC.

Meningkatnya penularan infeksi yang telah dilaporkan saat ini, banyak dihubungkan dengan beberapa keadaan, antara lain memburuknya kondisi sosial ekonomi, belum optimalnya fasilitas pelayanan kesehatan masyarakat, meningkatnya jumlah penduduk yang tidak mempunyai tempat tinggal dan adanya epidemi dari infeksi HIV. Disamping itu daya tahan tubuh yang lemah/menurun, virulensi dan jumlah kuman merupakan faktor yang memegang peranan penting dalam terjadinya infeksi TBC.
Gejala Penyakit TBC

Gejala penyakit TBC dapat dibagi menjadi gejala umum dan gejala khusus yang timbul sesuai dengan organ yang terlibat. Gambaran secara klinis tidak terlalu khas terutama pada kasus baru, sehingga cukup sulit untuk menegakkan diagnosa secara klinik.
Gejala sistemik/umum

* Demam tidak terlalu tinggi yang berlangsung lama, biasanya dirasakan malam hari disertai keringat malam. Kadang-kadang serangan demam seperti influenza dan bersifat hilang timbul.
* Penurunan nafsu makan dan berat badan.
* Batuk-batuk selama lebih dari 3 minggu (dapat disertai dengan darah).
* Perasaan tidak enak (malaise), lemah.

Gejala khusus

* Tergantung dari organ tubuh mana yang terkena, bila terjadi sumbatan sebagian bronkus (saluran yang menuju ke paru-paru) akibat penekanan kelenjar getah bening yang membesar, akan menimbulkan suara "mengi", suara nafas melemah yang disertai sesak.
* Kalau ada cairan dirongga pleura (pembungkus paru-paru), dapat disertai dengan keluhan sakit dada.
* Bila mengenai tulang, maka akan terjadi gejala seperti infeksi tulang yang pada suatu saat dapat membentuk saluran dan bermuara pada kulit di atasnya, pada muara ini akan keluar cairan nanah.
* Pada anak-anak dapat mengenai otak (lapisan pembungkus otak) dan disebut sebagai meningitis (radang selaput otak), gejalanya adalah demam tinggi, adanya penurunan kesadaran dan kejang-kejang.

Pada pasien anak yang tidak menimbulkan gejala, TBC dapat terdeteksi kalau diketahui adanya kontak dengan pasien TBC dewasa. Kira-kira 30-50% anak yang kontak dengan penderita TBC paru dewasa memberikan hasil uji tuberkulin positif. Pada anak usia 3 bulan – 5 tahun yang tinggal serumah dengan penderita TBC paru dewasa dengan BTA positif, dilaporkan 30% terinfeksi berdasarkan pemeriksaan serologi/darah.
Penegakan Diagnosis

Apabila dicurigai seseorang tertular penyakit TBC, maka beberapa hal yang perlu dilakukan untuk menegakkan diagnosis adalah:

* Anamnesa baik terhadap pasien maupun keluarganya.
* Pemeriksaan fisik.
* Pemeriksaan laboratorium (darah, dahak, cairan otak).
* Pemeriksaan patologi anatomi (PA).
* Rontgen dada (thorax photo).
* Uji tuberkulin.

CIRI -CIRI PENYAKIT KUSTA

Manifestasi klinis dari kusta sangat beragam, namun terutama mengenai kulit, saraf, dan membran mukosa.Pasien dengan penyakit ini dapat dikelompokkan lagi menjadi 'kusta tuberkuloid (Inggris: paucibacillary), kusta lepromatosa (penyakit Hansen multibasiler), atau kusta multibasiler (borderline leprosy).

Kusta multibasiler, dengan tingkat keparahan yang sedang, adalah tipe yang sering ditemukan. Terdapat lesi kulit yang menyerupai kusta tuberkuloid namun jumlahnya lebih banyak dan tak beraturan; bagian yang besar dapat mengganggu seluruh tungkai, dan gangguan saraf tepi dengan kelemahan dan kehilangan rasa rangsang. Tipe ini tidak stabil dan dapat menjadi seperti kusta lepromatosa atau kusta tuberkuloid.

Kusta tuberkuloid ditandai dengan satu atau lebih hipopigmentasi makula kulit dan bagian yang tidak berasa (anestetik).

Kusta lepormatosa dihubungkan dengan lesi, nodul, plak kulit simetris, dermis kulit yang menipis, dan perkembangan pada mukosa hidung yang menyebabkan penyumbatan hidung (kongesti nasal) dan epistaksis (hidung berdarah) namun pendeteksian terhadap kerusakan saraf sering kali terlambat.

Tidak sejalan dengan mitos atau kepercayaan yang ada, penyakit ini tidak menyebabkan pembusukan bagian tubuh. Menurut penelitian yang lama oleh Paul Brand, disebutkan bahwa ketidakberdayaan merasakan rangsang pada anggota gerak sering menyebabkan luka atau lesi. Kini, kusta juga dapat menyebabkan masalah pada penderita AIDS.

PENYAKIT KUSTA

Untuk jumlah penyandang kusta di dunia Indonesia menempati urutan ke 3 (tiga) dengan total penderita 17.723 orang. Kusta bukan hanya menimbulkan dampak medis pada masyarakat, namun juga telah menimbulkan dampak sosial berupa stigma dan diskriminasi pada orang yang pernah mengalami kusta. Untuk itu maka pelayanan kusta tidak cukup hanya dengan melakukan tindakan medis dan usaha penghapusan stigma dan diskriminasi, namun juga perlu untuk dilakukan pencegahan dengan cara melakukan sosialisasi kepada masyarakat secara benar tentang penyakit kusta.

Penyakit Kusta disebut juga sebagai penyakit Lepra atau Penyakit Hansen dimana dalam catatan sejarah diketahui bahwa penyakit ini sudah dikenal masyarakat sejak 300 SM. Penyakit ini merupakan penyakit infeksi kronis yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium Leprae. Bakteri tersebut pertama kali ditemukan oleh G.A. Hansen pada tahun 1873. Bakteri ini mengalami proses pembelahan cukup lama antara 2 – 3 minggu. Daya tahan hidup kuman kusta mencapai 9 hari di luar tubuh manusia.

Selama ini yang diyakini sebagai sumber utama penularan penyakit Kusta adalah manusia. Bakteri kusta banyak bersarang pada kulit dan mukosa hidung manusia. Kuman kusta memiliki masa inkubasi 2 – 5 tahun bahkan juga dapat memakan waktu lebih dari 5 tahun. Belum diketahui secara pasti bagaimana cara penularan kuman kusta. Namun secara teoritis dikrtahui bahwa seseorang terinfeksi kuman kusta karena pernah melakukan kontak langsung dalam jangka yang sangat lama dengan orang terkena kusta yang belum minum obat. Adapun caar masuk kuman kusta kepada orang lain diperkirakan melalui saluran pernafasan bagian atas.

Banyak orang takut berlebihan tertular penyakit kusta. Padahal menurut penelitian medis Kusta merupakan jenis penyakit menular yang sulit menular. Ada 3 (tiga) kelompok orang dalam system penularan penyakit kusta:

1.

Orang yang memiliki tingkat imunitas (kekebalan) tinggi terhadap kuman kusta, maka orang tersebut akan resisten terhadap kuman kusta.
2.

Orang yang memiliki kekebalan rendah terhadap kuman kusta, maka mungkin orang tersebut dapat terinfeksi kuman kusta namun akan sembuh dengan sendirinya.
3.

Orang yang tidak memiliki kekebalan terhadap penyakit kusta. Jika orang tersebut melakukan kontak langsung dan dalam waktu yang lama dengan orang yang membawa bakteri kusta dan belum minum obat, maka orang tersebut akan mengalami sakit kusta.

Dari hasil penelitian diketahui bahwa 95% manusia memiliki kekebalan (resisten) terhadap penyakit kusta. Sementara hanya 5% orang yang tidak memiliki kekebalan terhadap kuman kusta. Sebagai sebuah ilusterasi: dari 100 orang, 95 orang tidak dapat terserang kusta, 3 orang sakit dan dapat sembuh dengan sendirinya, dan 2 orang sakit dan harus minum obat.


Tanda-tanda kemungkinan terkena Kusta

1.

Tanda-tanda pada Kulit:
*

Kelainan pada kulit berupa bercak kemerahan,keputihan, atau benjolan.
*

Kulit Mengkilap.
*

Bercak yang tidak gatal.
*

Adanya bagian tubuh yang tidak berkeringat dan tidak berambut.
*

Lepuh tapi tidak nyeri.
2. Tanda-tanda pada Syaraf:
*

Rasa kesemutan,tertusuk-tusuk dan nyeri pada anggota badan atau muka.
*

Gangguan kerak pada anggota badan atau bagian muka.
*

Adanya kecacatan (deformitas) pada bagian tubuh.
*

Terdapat luka tapi tidak sakit.



Jika Anda Mengalami Tanda – Tanda di Atas Maka Segera Datang ke PUSKESMAS untuk Memeriksakan Diri.

Jumat, 20 Mei 2011

PIRATES OF CARRIBBEAN 4 SYNOPSIS

When did the Pirates of the Caribbean movies become so convoluted? It was a shock in 2003 when Curse of the Black Pearl came out and wasn't awful. In fact, it was an adventurous, exciting time at the movies that played above and beyond the cash grab idea of Disney turning a theme park ride into a feature film. Then Dead Man's Chest provided the stuffing for that perfectly baked goose. Even still, the balance between grand imagery, exciting battles, and expansive story-telling was in check. It wasn't until At World's End that it all seemed to be out of control. Now, with the fourth and latest film of the franchise, Pirates of the Caribbean: On Stranger Tides, a decision was made to hold back. At least on the expensive visuals.

But words on a page are cheap. Dialogue, exposition, plot turns, and catty banter is cheap, and it's something On Stranger Tides piles on in droves. In fact, it's so piled on, coupled with a jerky, kitschy, and at times graceless directing style from Rob Marshall, that this latest Pirates of the Caribbean movie looks and feels exactly what the movie-watching world feared Curse of the Black Pearl would be eight years ago. An unabashed cash grab.

The synopsis of the film should be quite simple. Johnny Depp has returned as Captain Jack Sparrow, the often-slurred speech and sun-stroked pirate who is as charming as he is circuitous. This time he's in search of the famed Fountain of Youth, but he's not the only on this quest. The Spanish, the British, even the "pirate all pirates fear" Blackbeard, played here by Ian McShane, are on the trail. See? Simple, right.

Well, leave it to returning screenwriters Ted Elliott & Terry Rossio to complicate these narrative matters about as much as Jack Sparrow complicates any given situation he's in. Deceptions and side-turning abounds in On Stranger Tides to the point where people are fighting with swords, and you really aren't sure why. Maybe it has something to do with pirates always being out for themselves and no one else, but somewhere in the mire of the dialogue and exposition, buried way down underneath the verbal brambles we have to trek through, Elliott and Rossio to think they've gotten across to their audience perfectly.

And maybe much of that can be excused - it certainly was in Dead Man's Chest and At World's End to an extent - if the overall adventure is thrilling, if the action set pieces are worthy of blockbuster filmmaking, and if there's a weight to any of the characters involved. None of these are the case. Instead, we're offered a sword fight here, a chase through the streets of London there, and a mermaid attack to toy with us that something more exciting might be just on the horizon. But none of these moments are allowed to play simply or naturally. There always has to be additional beats thrown in to fluff up the run time. At one point Sparrow is being forced to jump off a cliff, but instead of just jumping or being pushed, we have to sift through banter, then threats, then a lame version of Russian roulette, then more banter, then a Voodoo doll shows up. You just want the guy to friggin' jump!

Of course, much of these action scenes could be commendable from a visceral stand-point if they were well shot. Thank you, Rob Marshall, for not even giving us that. Much of the action is shot in horrendous close-ups, usually in dark areas to make it impossible to differentiate between the characters, and sometimes he even has a tendency of trying to shoot action around foreground objects. An early sword fight between Sparrow and someone impersonating him has more than a few basement beams and wine barrels to completely impede the audience's view. It's like parts of the movie walked off the screen and sat themselves right in front of you in the theater, only you can't move your head to look around them.

Little can be said in Depp's - or anyone else in this movie - favor. It's a phoning in of a performance the likes of which we've yet seen from him, but the good news is he's the main character this time around. There's no Will or Elizabeth to play Luke or Leia to his Han Solo, and a ceaseless Jack Sparrow is one of the last things the Pirates franchise needed.

This time around, though, he has Penelope Cruz to play off. She plays Angelica, a female pirate whose motives might not be altruistic. Hey, she's a pirate. And though the two are given moments here and there with which to build a connection, it never takes hold. They end up coming off like two balls in a pinball machine clanging against one another and making all kinds of unbearable racket as they go.

McShane seems lost playing the one-dimensional Blackbeard, the very epitome of a thinly constructed movie villain. Geoffrey Rush returns as Barbossa, and he's fine here even if Elliott and Rossio appear to have not idea what they were to do with him. There's a budding romance between Sam Claflin's Philip, a priest, and Astrid Berges-Frisbey's Syrena, a mermaid, but the chivalrous nature Philip shows the captured Syrena is forced to say the very least. As soon as he screams at her captors that "SHE HAS A NAME!", you just want to smack someone.

At least a smack would have been something more exciting than what On Stranger Tides has to offer. It's convoluted and tacky, and it has an ongoing tendency to bury the audience's attention with needless narrative outgrowths. A straight-forward pirate adventure full of ship battles - nary a cannon is fired in the entire movie - and melees would have been a much welcomed change of pace for the Pirates franchise. But that's not what we get with On Stranger Tides. We get bland action, frustrating plot points, and the lamest Jack Sparrow we've seen on screen. It's enough to make you thankful you're not a pirate.

Minggu, 15 Mei 2011

HSDPA

HSDPA singkatan dari
High-Speed Downlink Packet Access adalah sebuah protokol telepon genggam dan kadangkala disebut sebagai teknologi 3,5G.

HSDPA merupakan standar W-CDMA dan untuk meningkatkan kecepatan transfer data 5x lebih tinggi. HSDPA sebuah saluran W-CDMa yang baru;ialah high-speed downlink shared channel (HS-DSCH) yang cara operasinya berbeda dengan saluran W-CDMA yang ada sekarang.CONTOH sekarang ini penggunaan teknologi HSDPA berupa komunikasi telepon genggam.

PRAMBANAN TEMPLE

Prambanan is a ninth century Hindu temple compound in Central Java, Indonesia, dedicated to the Trimurti, the expression of God as the Creator (Brahma), the Sustainer (Vishnu) and the Destroyer (Shiva). The temple compound is located approximately 18 km east of Yogyakarta city on the boundary between Yogyakarta and Central Java province.[1]

The temple, a UNESCO World Heritage Site, is the largest Hindu temple in Indonesia, and is one of the largest Hindu temples in south-east Asia. It is characterised by its tall and pointed architecture, typical of Hindu temple architecture, and by the towering 47m high central building inside a large complex of individual temples.
Construction

Prambanan is the largest Hindu temple of ancient Java, and the construction of this royal temple was probably started by Rakai Pikatan as the Hindu Sanjaya Dynasty's answer to the Buddhist Sailendra Dynasty's Borobudur and Sewu temples nearby. Historians suggest that the construction of Prambanan probably was meant to mark the return of the Hindu Sanjaya Dynasty to power in Central Java after almost a century of Buddhist Sailendra Dynasty domination. Nevertheless, the construction of this massive Hindu temple signifies that the Medang court had shifted the focus of its patronage from Mahayana Buddhism to Shivaist Hinduism.

A temple was first built at the site around 850 CE by Rakai Pikatan and expanded extensively by Balitung Maha Sambu the Sanjaya king of the Mataram Kingdom. According to the Shivagrha inscription of 856 CE, the temple was built to honor Lord Shiva and its original name was Shiva-grha (the House of Shiva).[2] Indeed, some archaeologists propose that the statue of Shiva in the garbhagriha (central chamber) of the main temple is modelled after King Balitung, serving as a depiction of his deified self after death.[3] The present name Prambanan, was derived from the name of Prambanan village where the temple stood, this name probably being the corrupted Javanese pronunciation of "Para Brahman" ("of the brahmins"), doubtless an echo its heyday when the temple was filled with great numbers of brahmins.

The temple compound was expanded by successive Mataram kings such as Daksa and Tulodong with the addition of hundreds of perwara temples around the chief temple. Prambanan served as the royal temple of the Hindu Kingdom of Mataram, with most of the state's religious ceremonies and sacrifices being conducted there. At the height of the Mataram kingdom, scholars estimate that hundreds of brahmins with their disciples lived within the outer wall of the temple compound. The urban center and the court of Mataram were located nearby, somewhere in the Prambanan Plain.
[edit] Abandonment

In the 930s, the court was shifted to East Java by Mpu Sindok, who established the Isyana Dynasty. While the reason for the shift remains uncertain, it was probably caused by an eruption of the volcano of Merapi located north of Prambanan, or a power struggle. That marked the beginning of the temple's decline. It was soon abandoned and began to deteriorate.

The temples themselves collapsed during a major earthquake in the 16th century. Although the temple ceased to be an important center of worship, the ruins scattered around the area were still recognizable and known to the local Javanese people in later times. The statues and the ruins become the theme and the inspiration for the Loro Jonggrang folktale. After the division of Mataram Sultanate in 1755, the temple ruins and the Opak River were used to demarcate the boundary between Yogyakarta and Surakarta (Solo) Sultanates.
[edit] Rediscovery
The ruins of Prambanan soon after their discovery.

In 1811 during Britain’s short-lived rule of the Dutch East Indies, Collin Mackenzie, a surveyor in the service of Sir Thomas Stamford Raffles, came upon the temples by chance. Although Sir Thomas subsequently commissioned a full survey of the ruins, they remained neglected for decades, with Dutch residents carting off sculptures as garden ornaments and native villagers using the foundation stones for construction material.

Half-hearted excavations by archaeologists in the 1880s merely facilitated looting. Reconstruction of the compound began in 1918, and proper restoration only in 1930. Efforts at restoration continue to this day. The main building was completed around 1953. Since much of the original stonework has been stolen and reused at remote construction sites, hampering restoration and since a temple can be rebuilt only if at least 75% of the original masonry is available, only the foundations of most of the smaller shrines are now visible with no plans for their reconstruction.
[edit] Contemporary events
Prambanan nightview from the Trimurti open-air stage.
Ramayana dance performance in Prambanan.

In the early 1990s the government removed the market that had sprung up near the temple and transformed the surrounding villages and rice paddies into an archaeological park. The park covers a large area, from Yogyakarta-Solo main road in the south, encompassing the whole Prambanan complex, the ruins of Lumbung and Bubrah temples, and as far as the Sewu temple compound in the north. In 1992 the Indonesian government created a State-owned Limited Liability Enterprise (PERSERO) of PT Taman Wisata Candi Borobudur, Prambanan, dan Ratu Boko. This enterprise is the authority for the park management of Borobudur Prambanan Ratu Boko and the surrounding region.

The open-air and indoor stages on the west side of the temple right across the Opak river, were built to stage the Ramayana ballet. This traditional Javanese dance is the centuries old dance of the Javanese court, performed every full moon night in the Prambanan temple since the 1960s. Since then, Prambanan has become one of the major archaeological and cultural tourism attractions in Indonesia.

After the reconstruction of the main temples in 1990s, Prambanan once again reclaim its status as an important religious center for Hindu rituals and ceremonies in Java. The religious significance revival of Prambanan was due to Balinese and Javanese Hindu communities in Yogyakarta and Central Java that annually perform their sacred ceremonies in Prambanan, such as Galungan, Tawur Kesanga, and Nyepi.[4][5]

The temple was damaged during the May 2006 Java earthquake. Early photos suggested that although the complex was structurally intact, the damage was significant. Large pieces of debris, including carvings, were scattered over the ground. The temple was closed to visitors until the damage could be fully assessed. Eventually, the head of Yogyakarta Archaeological Conservation Agency stated that it would take months to identify the precise extent of the damage.[6][7] However, some weeks later in 2006 the site was re-opened for visitors. As of 2009, the interior of most of the temples remains off-limits for safety reasons.
[edit] Roro Jonggrang complex

This information does not take account of damage caused by the 2006 Java earthquake

The statue of Durga Mahisasuramardini in northern cella of Shiva temple.
The temple compound.

The Prambanan compound also known as Loro Jonggrang complex, named after the popular legend of Loro Jonggrang. There are 237 temples in this Shivaite temple complex, either big or small.[8] But the majority of them have deteriorated, what is left are only scattered stones. The Prambanan temple complex consists of three zones; first the outer zone, second the middle zone that contains hundreds of small temples, and third the holiest inner zone that contains eight main temples and eight small shrines.

The outer zone is a large space marked by a rectangular wall (destroyed). The original function is unknown; possibilities are that it was a sacred park, or priests' boarding school (ashram). The supporting buildings for the temple complex were made from organic material; as a consequence no remains occur.
[edit] Pervara Temples

The middle zone consists of four rows of 224 individual small shrines. There are great numbers of these temples, but most of them are still in ruins and only some have been reconstructed. These concentric rows of temples were made in identical design. Each row towards the center is slightly elevated. These shrines are called "Candi Perwara" guardian or complementary temples, the additional buildings of the main temple. Some believed it was offered to the king as a sign of submission. The Perwara are arranged in four rows around the central temples, some believed it has something to do with four castes, made according to the rank of the people allowed to enter them; the row nearest to the central compound was accessible to the priests only, the other three were reserved for the nobles, the knights, and the simple people respectively. While another believed that the four rows of Perwara has nothing to do with four castes, it just simply made as meditation place for priests and as worship place for devotees.
Main shrine dedicated to Shiva of Prambanan temple complex
[edit] Shiva Temple

The inner zone or central compound is the holiest among the three zones. Its the square elevated platform surrounded by square stone wall with stone gates on each four cardinal points. This holiest compound is assembled of eight main shrines or candi. The three main shrines, called Trimurti ("three forms"), are dedicated to the three gods: Brahma the Creator, Vishnu the Keeper, and Shiva the Destroyer.

The Shiva temple is the tallest and largest structure in Prambanan Loro Jonggrang complex, it measures 47 metres tall and 34 metres wide. The Shiva temple encircled with galleries adorned with bas-reliefs telling the story of Ramayana carved on the inner walls of the balustrades. To follow the story accordingly, visitors must enter from the east side and began to perform pradakshina or circumambulating clockwise. The bas-reliefs of Ramayana continued to Brahma temple galleries.

The Shiva shrine located at the center and contains five chambers, four small chambers in every cardinal direction and one bigger main chamber in central part of the temple. The east chamber connect to central chamber that houses the largest temple in Prambanan, a three meter high statue of Shiva Mahadeva (the Supreme God). The statue bears Lakçana (attributes or symbol) of Shiva such as skull and sickle (crescent) at the crown, and third eye on the forehead, also four hands that holds Shiva's symbols: a prayer beads, feather duster, and trisula (trident). Some historians believe that the depiction of Shiva as Mahadeva also meant to personify king Balitung as the reincarnation of Shiva. So, when he died, a temple was built to commemorate him as Shiva.[9] The statue of Shiva stands on lotus pad on Yoni pedestal that bears the carving of Nāga serpents on north side of pedestal.

The other three smaller chambers contain statues of Hindu Gods related to Shiva; his consort Durga, the rishi Agastya, and Ganesha, his son. Statue of Agastya occupy the south chamber, the west chamber houses the statue of Ganesha, while the north chamber contains the statue of Durga Mahisasuramardini depicting Durga as the slayer of Bull demon. The shrine of Durga is also called the temple of Lara Jonggrang (Javanese: slender virgin), after a Javanese legend of princess Lara Jonggrang.
[edit] Brahma and Vishnu temple

ONE TIME JUSTIN BIEBER

Me plus you, I’ma tell you one time
Me plus you, I’ma tell you one time
Me plus you, I’ma tell you one time
One time, one time

When I met you girl my heart went knock knock
Now them butterflies in my stomach won’t stop stop
And even though it’s a struggle love is all we got
And we gon’ keep keep climbing to the mountain top

Your world is my world
And my fight is your fight
My breath is your breath
And your heart

And girl you’re my one love, my one heart
My one life for sure
Let me tell you one time
(Girl, I love, girl I love you)
I’ma tell you one time
(Girl, I love, girl I love you)

And I’ma be your one guy
You’ll be my #1 girl
Always making time for you
I’ma tell you one time
(Girl, I love, girl I love you)
I’ma tell you one time
(Girl, I love, girl I love you)

You look so deep, you know that it humbles me
You’re by my side, them troubles them not trouble me
Many have called but the chosen is you
Whatever you want shawty I’ll give it to you

Your world is my world
And my fight is your fight
My breath is your breath
And your heart

And girl you’re my one love, my one heart
My one life for sure
Let me tell you one time
(Girl, I love, girl I love you)
I’ma tell you one time
(Girl, I love, girl I love you)

And I’ma be your one guy
You’ll be my #1 girl
Always making time for you
I’ma tell you one time
(Girl, I love, girl I love you)
I’ma tell you one time
(Girl, I love, girl I love you)

Shawty right there
She’s got everything I need
And I’ma tell her one time
Give you everything you need down to my last dime

She makes me happy
I know where I’ll be
Right by your side
‘Cause she is the one

And girl you’re my one love, my one heart
My one life for sure
Let me tell you one time
(Girl, I love, girl I love you)
I’ma tell you one time
(Girl, I love, girl I love you)

And I’ma be your one guy
You’ll be my #1 girl
Always making time for you
I’ma tell you one time
(Girl, I love, girl I love you)
I’ma tell you one time
(Girl, I love, girl I love you)

Me plus you, I’ma tell you one time
Me plus you, I’ma tell you one time
Me plus you, I’ma tell you one time
One time, one time

Tembok Besar Cina

Tembok Raksasa Cina atau Tembok Besar Cina (Hanzi tradisional: 長城; Hanzi sederhana: 长城; pinyin: Chángchéng), juga dikenal di Cina dengan nama Tembok Raksasa Sepanjang 10.000 Li¹ (萬里長城; 万里长城; Wànlĭ Chángchéng) merupakan bangunan terpanjang yang pernah dibuat oleh manusia, terletak di Republik Rakyat Cina. Panjangnya adalah 6.400 kilometer (dari kawasan Sanhai Pass di timur hingga Lop Nur di sebelah barat) dan tingginya 8 meter dengan tujuan untuk mencegah serbuan bangsa Mongol dari Utara pada masa itu. Lebar bagian atasnya 5 m, sedangkan lebar bagian bawahnya 8 m. Setiap 180-270 m dibuat semacam menara pengintai. Tinggi menara pengintai tersebut 11-12 m.

Untuk membuat tembok raksasa ini, diperlukan waktu ratusan tahun di zaman berbagai kaisar. Semula, diperkirakan Qin Shi-huang yang memulai pembangunan tembok itu, namun menurut penelitian dan catatan literatur sejarah, tembok itu telah dibuat sebelum Dinasti Qin berdiri, tepatnya dibangun pertama kali pada Zaman Negara-negara Berperang. Kaisar Qin Shi-huang meneruskan pembangunan dan pengokohan tembok yang telah dibangun sebelumnya.

Sepeninggal Qin Shi-huang, pembuatan tembok ini sempat terhenti dan baru dilanjutkan kembali di zaman Dinasti Sui, terakhir dilanjutkan lagi di zaman Dinasti Ming. Bentuk Tembok Raksasa yang sekarang kita lihat adalah hasil pembangunan dari zaman Ming tadi. Bagian dalam tembok berisi tanah yang bercampur dengan bata dan batu-batuan. Bagian atasnya dibuat jalan utama untuk pasukan berkuda Cina.

Tembok Raksasa Cina dianggap sebagai salah satu dari Tujuh Keajaiban Dunia. Pada tahun 1987, bangunan ini dimasukkan dalam daftar Situs Warisan Dunia UNESCO.

NEVER SAY NEVER JUSTIN BIEBER JAYDEN SMITH

See I never thought that I could walk through fire.
I never thought that I could take the burn.
I never had the strength to take it higher,
Until I reached the point of no return.

And there’s just no turning back,
When your hearts under attack,
Gonna give everything I have,
It’s my destiny.

I will never say never! (I will fight)
I will fight till forever! (make it right)
Whenever you knock me down,
I will not stay on the ground.
Pick it up,
Pick it up,
Pick it up,
Pick it up up up,
And never say never.

I never thought I could feel this power.
I never thought that I could feel this free.
I’m strong enough to climb the highest tower.
And I’m fast enough to run across the sea.

And there’s just no turning back,
When your hearts under attack,
Gonna give everything I have,
Cause this is my destiny.

I will never say never! (I will fight)
I will fight till forever! (make it right)
Whenever you knock me down,
I will not stay on the ground.
Pick it up,
Pick it up,
Pick it up,
Pick it up, up, up,
And never say never.

Here we go!
Guess who?
JSmith and Jb!
I gotcha lil bro.

I can handle him.
Hold up, aight?
I can handle him.

Now he’s bigger than me,
Taller than me.
And he’s older than me,
And stronger than me.
And his arms a little bit longer than me.
But he ain’t on a JB song with me!

I be trying a chill
They be trying to side with the thrill.
No pun intended, was raised by the power of Will.

Like Luke with the force, when push comes to shove.
Like Cobe with the 4th, ice water with blood.

I gotta be the best, and yes
We’re the flyest.
Like David and Goliath,
I conquered the giant.
So now I got the world in my hand,
I was born from two stars
So the moon’s where I land.

I will never say never! (I will fight)
I will fight till forever! (make it right)
Whenever you knock me down,
I will not stay on the ground.
Pick it up,
Pick it up,
Pick it up,
Pick it up, up, up,
And never say never.

I will never say never! (I will fight)
I will fight till forever! (make it right)
Whenever you knock me down,
I will not stay on the ground.
Pick it up,
Pick it up,
Pick it up,
Pick it up, up, up,
And never say never.

Sabtu, 14 Mei 2011

 Laut Mati adalah danau yang membujur di daerah antara Israel, Daerah Otoritas Palestina dan Yordania. Di 417,5 m di bawah permukaan laut, merupakan titik terendah di permukaan bumi. Laut mati terletak pada perbatasan antara Yordania dan bagian barat Palestina, laut mati memiliki titik terendah di bumi pada 1.300 kaki (400m) di bawah permukaan laut.
Secara geologi laut mati terbentuk tiga juta tahun yang lalu ketika timbul retakan kecil pada Jordan Riff Valley dimana air laut masuk dan terkumpul, iklim kering dan evaporasi tinggi meningkatkan konsentrasi mineral dalam air. Garam, kapur dan gypsum terdapat pada sepanjang retakan ini dan membentuk danau dengan kandungan garam tertinggi.

Danau ini dinamakan laut mati karena tidak ada bentuk kehidupan yang dapat bertahan dalam air garam ini. Laut mati memiliki kandungan garam tertinggi dari seluruh laut di dunia. Kadar garamnya sekitar 32 % dibandingkan terhadap kadar garam rata-rata 3% pada Laut Mediteranian. Sejak dulu material yang terdapat dalam laut mati diketahui mempunyai efek untuk mempercantik kulit. Dengan mengoleskan lumpur ini ke tubuh, mineral yang terkandung di dalamnya terbukti dapat memperbaiki kulit, melancarkan sirkulasi darah dan dapat membantuk kesehatan. Hal ini sudah lama diketahui oleh King Salomon, Cleopatra dan Herod the Great sehingga mereka mendatangi Laut Mati untuk memperoleh efek tersebut.